Selasa, 17 April 2018

Sang Pemimpin Dalam Alkitab

raja Yosafat



PENDAHULUAN
           

Pemimpin adalah sosok yang menjadi sorotan, dan merupakan hal yang terpenting dalam suatu organisasi baik di wilayah terkecil sampai dengan internasional maupun mancanegara.  Seorang pemimpin dipilih untuk mengatur, menjadi teladan, megambil keputusan dan lain-lain,  keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin, jadi bisa kita bayangkan sendiri apabila dalam suatu negara atau daerah dipimpin oleh seorang pemimpin yang tidak memiliki tanggung jawab dan orang yang tidak tahu bagaimana tugas dan tanggung jawab atau fungsi seorang pemimpin itu sendiri maka oraganisasi tersebut akan hancur berantakan.
Pemimpin adalah suatu lakon peran dalam sistem tertentu, karenanya sesesorang dalam pran formal belum tentu  memiiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin, istilah pemimpin, kepemimpinan pada mulanya berasal dari kata pimpin namun hal itu dipakai dalam koteks yang berbeda, istilah kepemimpinan juga pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang[1].  Pandangan dunia memandang seroang pemimpin itu  basanya berdasarkan fisik,  jabatan, kekayaan, pengaruh, latar belakang keluarga yang baik  yang walaupun demikian itu juga benar tetapi bukan hal itu yang menjadi tolok sebagai kecocokan seseorang dalam memimpin. Tetapi kali ini kita belajar pada satu yaitu raja Yosafat, kita akan melihat bagaimana karakter seorang Yosafat dan kepribadiannya serta bagaimanakah ia memimpin rakyatnya sehingga kita juga dapat melihat bagaimana seorang pemimpin yang sejati dari seorang raja Yosafat ini, Kiranya lewat tulisan yang saya sajikan ini dapat memberkati dan menolong kita untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang berhasil dikemudian hari.   Terimakasih Tuhan memberkati.



PEMBAHASAN
A.   Arti kepemimpinan
Menurut Wikipedia kepemimpinan adalah  proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. [2]
     Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

B.   Kepemimpinan Menurut Para Ahli
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli - Pentingnya arti kepemimpinan terlihat dari banyak para ahli yang memberikan pendapatnya dalam mendefinisikan pengertian kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan menurut para ahli adalah sebagai berikut... 

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli Luar Negeri
  • George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. 
  • Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. 
  • Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal). 
  • Wexley dan Yuki (1977): Pengertian kepemimpinan menurut Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.  


Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli Indonesia
  • Wahjosumidjo (1987:11): Pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi. 
  • Sutarto (1998b:25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
  • S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan menurut S.P.Siagian adalah kemampuan dan keterampilan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangna nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. 
  • Moejiono (2002): Pengertian kepemimpinan dimana menurut moejiono bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat penagaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. 


C.   tugas dan fungsi seorang pemimpin
1.    Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
·         Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi  sebaik  orang diluar organisasi.
·         Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas): Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan sifatnya tanpa kegagalan.
·         Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas- tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
·         Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis  dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
·         Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
·         Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
·         Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

2.    Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar dari pada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, mamun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.



B. KEPEMIMPINAN KRISTEN

            Kepemimpinan adalah suatu hubungan antara pimpinan dan orang yang dipimpin, dengan berbagai engaruh yang diberikannya sehingga para pengikutnya mengikuti apa yang diperintahkan olehnya. Dalam diktat kepemimpinan kristen oleh Dr. Thomson Sialagan menyatakan bahwa pemimpin itu dikenal melalui tindakan kepemimpinan yang diperlihatkan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin itu dikenal baik buruknya oleh anggota itu dapat diketahui pada saat ia melakukan suatu tindakan. seorang pemimpin Kristen tidaklah sama dengan seorang pemimpin masyarakat dalam suatu negara. Cara kerjanya pasti berbeda dan pekerjaanyapun berbeda.

Menurut  Matius sobolim  “Pemimpin Kristen bukanlah orang-orang yang dipilih atas dasar kemampuan pribadinya, atau kekayaannya, atau pemaksaan suatu keadaan dalam ruang lingkup yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu oleh suatu keinginan. Pemimpin Kristen bukanlah seorang penguasa tunggal yang memaksa orang-orang lain dalam jemaat untuk mengikuti keputusannya di atas dasar kepentingan pribadinya. Tetapi memimpin dengan baik, melayani dan memelihara, serta menjagai jemaat dan memberikan dirinya sendiri untuk pelayanan.” Pemimpin Kriten itu ditetapkan bukan atas dasar pemilihan manusia semata tetapi merupakan pemilihan Tuhan.  Dalam Yoh 15:16 “bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”. Dari ayat diatas menyatakan bahwa sebenarnya seorang Pemimpin Kristen merupakan pilihan TUHAN sendiri.  Menjadi pemimpin Kristen berarti  tidak menjebakkan dirinya pada roh sekularisasi dalam memimpin, yaitu seorang yang dipenuhi Roh Kudus, yang berjalan dalam iman dan menyebabkan orang lain menyerahkan dirinya kepada Kristus dan bertindak dalam kuasaNya, Ef. 5: 18. I Kor. 2: 1-5, Titus 1: 5. Atau lebih kepada essensinya, yakni seorang yang memiliki kerinduan besar untuk membantu penggenapan Amanat Agung dalam generasi sekarang serta memimpin orang lain dengan tujuan yang sama, Kol. 1: 25.[3][4]




SANG PEMIMPIN DALAM ALKITAB
RAJA YOSAFAT
 ( 2 Tawarikh 20:1-22.)


a.            LATAR BELAKANG
Yosafat (juga dieja Yehosafat; bahasa Ibrani: יְהוֹשָׁפָט, Standar Yehoshafat Tiberias Yəhôšāp̄āṭ ; " Yahweh adalah hakim"; bahasa Yunani: Ιωσαφατ; bahasa Latin: Josaphat; bahasa Inggris: Jehoshaphat, Jehosaphat, Josaphat, Yehoshafat) adalah putra raja Asa  dan merupakan raja Yehuda yang ke-4 (868-847 SM) setelah Kerajaan Israel terpecah. Yosafat berumur 35 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 25 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi. (1 Raja-raja 22:41-51; 2 Tawarikh 17:1-20:37). Yosafat adalah raja yang benar di mata Tuhan.  Raja Yosafat melihat bahwa karakter suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kehidupan penyembahan kita kepada TUHAN. Ia memurnikan karakter bangsa Yehuda dengan cara memurnikan penyembahan bangsanya hanya kepada TUHAN. Ia membuat bangsanya menjauhkan kekejian dari mata TUHAN sehingga TUHAN berkenan kepada raja Yosafat dan rakyatnya.

            Pemerintahan raja Yosafat adalah pemerintahan yang membawa pembaruan spiritual bagi bangsa Yehuda. Ia menetapkan agar rakyatnya tidak menyembah kepada Baal-baal, melainkan hanya kepada TUHAN. Lihat 2 Tawarikh 17:3-4.

Beberapa nama Yosafat dalam Alkitab
1. Seorang pegawai negara pada zaman Daud dan Salomo (2 Samuel 8:16; 20:24; 1  Raja 4:3; 1 Tawarikh 18:15).
2. Seorang dari dua belas kepala daerah Israel pada pemerintahan Salomo (1 Raja  4:17)
3. Anak dan pengganti Asa, raja ke-4 kerajaan Yehuda (873-849 sM). Yosafat memperkuat Yehuda menentang agresi dengan membenahi beberapa kota di utara lalu menempatkan pasukan di sana (2 Tawarikh 17:2, 12-19). Ia mendobrak kebiasaan lama dengan membentuk perjanjian setara dengan Ahab, raja Israel, yang dikokohkan dengan pernikahan putri Ahab, Atalya, dengan putra Yosafat, Yoram (2 Tawarikh 18: 1; bandingkan 21 :6; 2 Raja 8: 18). Persekutuan baru ini mempengaruhi bangsa-bangsa lain, termasuk orang Filistin dan orang Arab, yang membawa upeti pada Yosafat (2 Tawarikh 17: 10-11). Tapi ikatan dengan Israel yg kemudian murtad, hampir membinasakan Yehuda sesudah Yosafat wafat (2 Raja 11: 1-3).
            Yosafat terkenal karena taat kepada YHVH (1 Raja 22:42; 2 Tawarikh 20:32). Ia menghapus banyak ibadah kafir (1 Raja 22:43, 46) lalu menyediakan guru-guru Taurat yang berjalan keliling (2 Tawarikh 17:7-9). Dengan melantik hakim-hakim dalam kota-kota besar ia menata ulang sistem pengadilan, dan pengadilan tingkat banding berada di ibu kota Yerusalem (2 Tawarikh 19:4-11).

4. Bapak Yehu, raja ke- 10 Israel (2 Raja 9:2, 14).

b.    PEMERINTAHAN YOSAFAT

Pemerintahan Yosafat umumnya berlangsung dengan baik. Kitab Tawarikh mencatat bahwa TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel (Utara).
Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala, meskipun masih ada orang-orang yang mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan itu.  Namun, sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu. Yosafat mengadakan kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.
Kepemimpinan Yosafat adalah gaya pemimpin yang berhikmat (2 Tawarihk 17:12) kepemimpinan demokratis, dan menjadi pengajar kepada rakyat Yehuda) Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyikan nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (2 Tawarikh 20:21) Kejatuhan kepemimpinannya Yosafat..... raja Yosafat menolong  dan bersahabat dengan Raja Ahab yang hidup sebagai orang fasik sehingga mereka berperang bersama-sama.(2 Tawarikh 18:1-34) Raja Yosafat bersekutu dengan raja Ahazia yang fasik kelakuannya (2 Tawarikh 20: 35-37) Yosafat hidup dalam damai dengan raja Israel. Mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.Mendirikan tempat kudus untuk nama-Mu (2 Taw 17:5) Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat.



KHARAKTER YOSAFAT

1.    Yosafat adalah seorang raja yang bergantung pada Tuhan.
Meski Yosafat seorang raja, dia tidak menjalankan segala sesuatunya sendiri menurut kemauan dia. Dia mengandalkan Tuhan bahkan dia mengajak rakyatnya untuk melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan. Yosafat tidak gengsi untuk menyatakan kelemahan & ketakutannya kepada rakyatnya. Dirinya menyadari kalau dia butuh Tuhan.., ”Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepadaMu (2 Tawarikh 20:12)”. Di dalam ketakutan & kelemahannya ada iman berserah kepada Tuhan & tidak mengalihkan pandangannya dari Dia.

2.     Yosafat berunding dengan rakyatnya. (Rendah Hati)
            Meski Yosafat dan rakyatnya sudah melakukan doa & puasa (sepakat dalam alam roh), Yosafat tetap berunding dengan rakyatnya (ayat 21). Yosafat melibatkan rakyatnya dalam pengambilan keputusan. Yosafat juga tetap tunduk akan fungsi dan otoritas dari imam lewi. Sikap Yosafat ini menunjukkan bahwa Yosafat adalah pribadi yang rendah hati. Dia menyadari meski dia adalah seorang pemimpin yang dapat bertindak apa saja dengan otoritas yang dimilikinya, dia tetap menghargai fungsi setiap bagian di dalam pemerintahannya dan juga tetap melibatkan rakyatnya dalam pengambilan keputusan. Kuasa kesepakatan menghasilkan kesatuan yang mendatangkan kemenangan.
3.    Yosafat mengikuti Daud dengan menyembah Tuhan, tidak menyembah berhala, dan hidup menurut perintah-perintah Allah
"Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel. Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala." II Tawarikh 17:3 - 6
4.    Yosafat percaya pada janji Tuhan
"Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"" II Tawarikh 20:20

IMPLEMENTASI TERHADAP KEPEMIMPINAN MASA KINI
 Menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah, dan harus memiliki integrity bisa dijadikan teladan dan tentunya memiliki kearifan dan bij aksana dalam melakukan segala tindakannya, saat ini belajar dari tokoh Yosafat dalam kepemimpinannya, hal yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan kita yaitu:
1.    Menjadi seorang pemimpin yang bergantung kepada Tuhan
Zaman sekarang sulit sekali menemukan pemimpin yang mau mengakui kelemahan dan ketakutannya kepada orang-orang di bawahnya, bahkan termasuk kepada rakyatnya. Kita lebih cenderung melihat & menemukan pemimpin (atau diri kita sendiri yang menjadi pemimpin) yang tidak ingin orang lain tahu apalagi bawahan kita (termasuk rakyat) mengetahui kelemahan & ketakutan kita. Oleh sebab itu kita belajar  bahwa ketakutan Yosafat adalah sisi manusia yang wajar & di dalam kelemahannya ini menunjukkan kalau dia membutuhkan Tuhan.

2.    Menjadi Pemimpin yang Rendah Hati
Walaupun Yosafat  adalah seorang pemimpin yang dapat bertindak apa saja dengan otoritas yang dimilikinya, dia tetap menghargai fungsi setiap bagian di dalam pemerintahannya dan juga tetap melibatkan rakyatnya dalam pengambilan keputusan. Ia tidak mnyelewengkan kekuasaan yang ada dengan bertindak semena-mena tetapi ia menghargai pendapat rakyatnya. Pemimpin yang seperti ini sudah jarang ditemukan , kebanyakan pemimpin sekarang malah sesuka hati melakukan kehendaknya tidak memperdulikan masyarakat dan yang penting adalah kepuasan hati mereka terpenuhi.

Marilah berusaha menjadi orang yang berintegritas  dan setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan memberikan perkara yang besar , setia dalam tanggung jawab kecil yang diberikan kepada kita baik itu pemimpin dalam kelas, piket, ketua senat, bahkan pemimpin dalam jemaat ataupun mungkin kita akan menjadi pemimpin negara sekalipun, sebaiknya kita terus mengamalkan nilai-nilai positif dari raja Yosafat ini, sehinggaTuhan mau berperkara dan melawat kepemimpinan kita dan dibuatnya berhasil






[1] Thomson Sialagan.  Diktat Kepemimpinan Kristen. (STTBM: Medan, 2018) hal 6
 [2]https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

[4] http://sobolimmatius.blogspot.co.id/2013/06/materi-perkuliahan-program-pascahsarjan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar