Selasa, 17 April 2018

Sang Pemimpin Dalam Alkitab

raja Yosafat



PENDAHULUAN
           

Pemimpin adalah sosok yang menjadi sorotan, dan merupakan hal yang terpenting dalam suatu organisasi baik di wilayah terkecil sampai dengan internasional maupun mancanegara.  Seorang pemimpin dipilih untuk mengatur, menjadi teladan, megambil keputusan dan lain-lain,  keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin, jadi bisa kita bayangkan sendiri apabila dalam suatu negara atau daerah dipimpin oleh seorang pemimpin yang tidak memiliki tanggung jawab dan orang yang tidak tahu bagaimana tugas dan tanggung jawab atau fungsi seorang pemimpin itu sendiri maka oraganisasi tersebut akan hancur berantakan.
Pemimpin adalah suatu lakon peran dalam sistem tertentu, karenanya sesesorang dalam pran formal belum tentu  memiiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin, istilah pemimpin, kepemimpinan pada mulanya berasal dari kata pimpin namun hal itu dipakai dalam koteks yang berbeda, istilah kepemimpinan juga pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang[1].  Pandangan dunia memandang seroang pemimpin itu  basanya berdasarkan fisik,  jabatan, kekayaan, pengaruh, latar belakang keluarga yang baik  yang walaupun demikian itu juga benar tetapi bukan hal itu yang menjadi tolok sebagai kecocokan seseorang dalam memimpin. Tetapi kali ini kita belajar pada satu yaitu raja Yosafat, kita akan melihat bagaimana karakter seorang Yosafat dan kepribadiannya serta bagaimanakah ia memimpin rakyatnya sehingga kita juga dapat melihat bagaimana seorang pemimpin yang sejati dari seorang raja Yosafat ini, Kiranya lewat tulisan yang saya sajikan ini dapat memberkati dan menolong kita untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang berhasil dikemudian hari.   Terimakasih Tuhan memberkati.



PEMBAHASAN
A.   Arti kepemimpinan
Menurut Wikipedia kepemimpinan adalah  proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. [2]
     Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

B.   Kepemimpinan Menurut Para Ahli
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli - Pentingnya arti kepemimpinan terlihat dari banyak para ahli yang memberikan pendapatnya dalam mendefinisikan pengertian kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan menurut para ahli adalah sebagai berikut... 

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli Luar Negeri
  • George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. 
  • Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. 
  • Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal). 
  • Wexley dan Yuki (1977): Pengertian kepemimpinan menurut Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.  


Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli Indonesia
  • Wahjosumidjo (1987:11): Pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi. 
  • Sutarto (1998b:25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
  • S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan menurut S.P.Siagian adalah kemampuan dan keterampilan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangna nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. 
  • Moejiono (2002): Pengertian kepemimpinan dimana menurut moejiono bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat penagaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. 


C.   tugas dan fungsi seorang pemimpin
1.    Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
·         Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi  sebaik  orang diluar organisasi.
·         Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas): Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan sifatnya tanpa kegagalan.
·         Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas- tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
·         Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis  dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
·         Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
·         Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
·         Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

2.    Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar dari pada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, mamun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.



B. KEPEMIMPINAN KRISTEN

            Kepemimpinan adalah suatu hubungan antara pimpinan dan orang yang dipimpin, dengan berbagai engaruh yang diberikannya sehingga para pengikutnya mengikuti apa yang diperintahkan olehnya. Dalam diktat kepemimpinan kristen oleh Dr. Thomson Sialagan menyatakan bahwa pemimpin itu dikenal melalui tindakan kepemimpinan yang diperlihatkan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin itu dikenal baik buruknya oleh anggota itu dapat diketahui pada saat ia melakukan suatu tindakan. seorang pemimpin Kristen tidaklah sama dengan seorang pemimpin masyarakat dalam suatu negara. Cara kerjanya pasti berbeda dan pekerjaanyapun berbeda.

Menurut  Matius sobolim  “Pemimpin Kristen bukanlah orang-orang yang dipilih atas dasar kemampuan pribadinya, atau kekayaannya, atau pemaksaan suatu keadaan dalam ruang lingkup yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu oleh suatu keinginan. Pemimpin Kristen bukanlah seorang penguasa tunggal yang memaksa orang-orang lain dalam jemaat untuk mengikuti keputusannya di atas dasar kepentingan pribadinya. Tetapi memimpin dengan baik, melayani dan memelihara, serta menjagai jemaat dan memberikan dirinya sendiri untuk pelayanan.” Pemimpin Kriten itu ditetapkan bukan atas dasar pemilihan manusia semata tetapi merupakan pemilihan Tuhan.  Dalam Yoh 15:16 “bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”. Dari ayat diatas menyatakan bahwa sebenarnya seorang Pemimpin Kristen merupakan pilihan TUHAN sendiri.  Menjadi pemimpin Kristen berarti  tidak menjebakkan dirinya pada roh sekularisasi dalam memimpin, yaitu seorang yang dipenuhi Roh Kudus, yang berjalan dalam iman dan menyebabkan orang lain menyerahkan dirinya kepada Kristus dan bertindak dalam kuasaNya, Ef. 5: 18. I Kor. 2: 1-5, Titus 1: 5. Atau lebih kepada essensinya, yakni seorang yang memiliki kerinduan besar untuk membantu penggenapan Amanat Agung dalam generasi sekarang serta memimpin orang lain dengan tujuan yang sama, Kol. 1: 25.[3][4]




SANG PEMIMPIN DALAM ALKITAB
RAJA YOSAFAT
 ( 2 Tawarikh 20:1-22.)


a.            LATAR BELAKANG
Yosafat (juga dieja Yehosafat; bahasa Ibrani: יְהוֹשָׁפָט, Standar Yehoshafat Tiberias Yəhôšāp̄āṭ ; " Yahweh adalah hakim"; bahasa Yunani: Ιωσαφατ; bahasa Latin: Josaphat; bahasa Inggris: Jehoshaphat, Jehosaphat, Josaphat, Yehoshafat) adalah putra raja Asa  dan merupakan raja Yehuda yang ke-4 (868-847 SM) setelah Kerajaan Israel terpecah. Yosafat berumur 35 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 25 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi. (1 Raja-raja 22:41-51; 2 Tawarikh 17:1-20:37). Yosafat adalah raja yang benar di mata Tuhan.  Raja Yosafat melihat bahwa karakter suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kehidupan penyembahan kita kepada TUHAN. Ia memurnikan karakter bangsa Yehuda dengan cara memurnikan penyembahan bangsanya hanya kepada TUHAN. Ia membuat bangsanya menjauhkan kekejian dari mata TUHAN sehingga TUHAN berkenan kepada raja Yosafat dan rakyatnya.

            Pemerintahan raja Yosafat adalah pemerintahan yang membawa pembaruan spiritual bagi bangsa Yehuda. Ia menetapkan agar rakyatnya tidak menyembah kepada Baal-baal, melainkan hanya kepada TUHAN. Lihat 2 Tawarikh 17:3-4.

Beberapa nama Yosafat dalam Alkitab
1. Seorang pegawai negara pada zaman Daud dan Salomo (2 Samuel 8:16; 20:24; 1  Raja 4:3; 1 Tawarikh 18:15).
2. Seorang dari dua belas kepala daerah Israel pada pemerintahan Salomo (1 Raja  4:17)
3. Anak dan pengganti Asa, raja ke-4 kerajaan Yehuda (873-849 sM). Yosafat memperkuat Yehuda menentang agresi dengan membenahi beberapa kota di utara lalu menempatkan pasukan di sana (2 Tawarikh 17:2, 12-19). Ia mendobrak kebiasaan lama dengan membentuk perjanjian setara dengan Ahab, raja Israel, yang dikokohkan dengan pernikahan putri Ahab, Atalya, dengan putra Yosafat, Yoram (2 Tawarikh 18: 1; bandingkan 21 :6; 2 Raja 8: 18). Persekutuan baru ini mempengaruhi bangsa-bangsa lain, termasuk orang Filistin dan orang Arab, yang membawa upeti pada Yosafat (2 Tawarikh 17: 10-11). Tapi ikatan dengan Israel yg kemudian murtad, hampir membinasakan Yehuda sesudah Yosafat wafat (2 Raja 11: 1-3).
            Yosafat terkenal karena taat kepada YHVH (1 Raja 22:42; 2 Tawarikh 20:32). Ia menghapus banyak ibadah kafir (1 Raja 22:43, 46) lalu menyediakan guru-guru Taurat yang berjalan keliling (2 Tawarikh 17:7-9). Dengan melantik hakim-hakim dalam kota-kota besar ia menata ulang sistem pengadilan, dan pengadilan tingkat banding berada di ibu kota Yerusalem (2 Tawarikh 19:4-11).

4. Bapak Yehu, raja ke- 10 Israel (2 Raja 9:2, 14).

b.    PEMERINTAHAN YOSAFAT

Pemerintahan Yosafat umumnya berlangsung dengan baik. Kitab Tawarikh mencatat bahwa TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel (Utara).
Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala, meskipun masih ada orang-orang yang mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan itu.  Namun, sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu. Yosafat mengadakan kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.
Kepemimpinan Yosafat adalah gaya pemimpin yang berhikmat (2 Tawarihk 17:12) kepemimpinan demokratis, dan menjadi pengajar kepada rakyat Yehuda) Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyikan nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (2 Tawarikh 20:21) Kejatuhan kepemimpinannya Yosafat..... raja Yosafat menolong  dan bersahabat dengan Raja Ahab yang hidup sebagai orang fasik sehingga mereka berperang bersama-sama.(2 Tawarikh 18:1-34) Raja Yosafat bersekutu dengan raja Ahazia yang fasik kelakuannya (2 Tawarikh 20: 35-37) Yosafat hidup dalam damai dengan raja Israel. Mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.Mendirikan tempat kudus untuk nama-Mu (2 Taw 17:5) Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat.



KHARAKTER YOSAFAT

1.    Yosafat adalah seorang raja yang bergantung pada Tuhan.
Meski Yosafat seorang raja, dia tidak menjalankan segala sesuatunya sendiri menurut kemauan dia. Dia mengandalkan Tuhan bahkan dia mengajak rakyatnya untuk melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan. Yosafat tidak gengsi untuk menyatakan kelemahan & ketakutannya kepada rakyatnya. Dirinya menyadari kalau dia butuh Tuhan.., ”Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepadaMu (2 Tawarikh 20:12)”. Di dalam ketakutan & kelemahannya ada iman berserah kepada Tuhan & tidak mengalihkan pandangannya dari Dia.

2.     Yosafat berunding dengan rakyatnya. (Rendah Hati)
            Meski Yosafat dan rakyatnya sudah melakukan doa & puasa (sepakat dalam alam roh), Yosafat tetap berunding dengan rakyatnya (ayat 21). Yosafat melibatkan rakyatnya dalam pengambilan keputusan. Yosafat juga tetap tunduk akan fungsi dan otoritas dari imam lewi. Sikap Yosafat ini menunjukkan bahwa Yosafat adalah pribadi yang rendah hati. Dia menyadari meski dia adalah seorang pemimpin yang dapat bertindak apa saja dengan otoritas yang dimilikinya, dia tetap menghargai fungsi setiap bagian di dalam pemerintahannya dan juga tetap melibatkan rakyatnya dalam pengambilan keputusan. Kuasa kesepakatan menghasilkan kesatuan yang mendatangkan kemenangan.
3.    Yosafat mengikuti Daud dengan menyembah Tuhan, tidak menyembah berhala, dan hidup menurut perintah-perintah Allah
"Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel. Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala." II Tawarikh 17:3 - 6
4.    Yosafat percaya pada janji Tuhan
"Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"" II Tawarikh 20:20

IMPLEMENTASI TERHADAP KEPEMIMPINAN MASA KINI
 Menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah, dan harus memiliki integrity bisa dijadikan teladan dan tentunya memiliki kearifan dan bij aksana dalam melakukan segala tindakannya, saat ini belajar dari tokoh Yosafat dalam kepemimpinannya, hal yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan kita yaitu:
1.    Menjadi seorang pemimpin yang bergantung kepada Tuhan
Zaman sekarang sulit sekali menemukan pemimpin yang mau mengakui kelemahan dan ketakutannya kepada orang-orang di bawahnya, bahkan termasuk kepada rakyatnya. Kita lebih cenderung melihat & menemukan pemimpin (atau diri kita sendiri yang menjadi pemimpin) yang tidak ingin orang lain tahu apalagi bawahan kita (termasuk rakyat) mengetahui kelemahan & ketakutan kita. Oleh sebab itu kita belajar  bahwa ketakutan Yosafat adalah sisi manusia yang wajar & di dalam kelemahannya ini menunjukkan kalau dia membutuhkan Tuhan.

2.    Menjadi Pemimpin yang Rendah Hati
Walaupun Yosafat  adalah seorang pemimpin yang dapat bertindak apa saja dengan otoritas yang dimilikinya, dia tetap menghargai fungsi setiap bagian di dalam pemerintahannya dan juga tetap melibatkan rakyatnya dalam pengambilan keputusan. Ia tidak mnyelewengkan kekuasaan yang ada dengan bertindak semena-mena tetapi ia menghargai pendapat rakyatnya. Pemimpin yang seperti ini sudah jarang ditemukan , kebanyakan pemimpin sekarang malah sesuka hati melakukan kehendaknya tidak memperdulikan masyarakat dan yang penting adalah kepuasan hati mereka terpenuhi.

Marilah berusaha menjadi orang yang berintegritas  dan setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan memberikan perkara yang besar , setia dalam tanggung jawab kecil yang diberikan kepada kita baik itu pemimpin dalam kelas, piket, ketua senat, bahkan pemimpin dalam jemaat ataupun mungkin kita akan menjadi pemimpin negara sekalipun, sebaiknya kita terus mengamalkan nilai-nilai positif dari raja Yosafat ini, sehinggaTuhan mau berperkara dan melawat kepemimpinan kita dan dibuatnya berhasil






[1] Thomson Sialagan.  Diktat Kepemimpinan Kristen. (STTBM: Medan, 2018) hal 6
 [2]https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

[4] http://sobolimmatius.blogspot.co.id/2013/06/materi-perkuliahan-program-pascahsarjan.html

Senin, 16 April 2018

RINGKASAN BUKU UNSUR-UNSUR LITURGIKA



UNSUR-UNSUR LITURGIA



BAB 1
Votum, Salam Dan Introitus
Banyak tata ibadah kebaktian dari gereja-gereja di Indonesia mulai dengan votum salam. Namun, ada juga yang memakai introitus: nyanyian masuk dengan atau tanpa nas pendahuluan.  Kebiasaan ini diambil alih dari gereja-gereja di Nederland.  Gereja-geeja lain diluar negeri tidak mengenal kebiasaan ini. Demikian pula gereja pada waktu reformasi dan Gereja Lama dalam abad –abad pertengahan.
1.    Votum
Seperti yang dikatakan diatas, kombinasi votum dan salam adalah kebiasaan yang diambil alih dari gereja-gereja di Nederland. Dalam abad-abad pertama jemaat memulai ibadahnya dengan salam. Hai itu berjalan terus sampai masa reformasi. Calcin dalam kebaktian pemberitaan Firman  memulainya dengan tolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi (Mzm 124:8). Berdasarkan kebiasaan calvin tersebut Sinode Dordrecht (1574) kemudian mewajibkan pemakaian (Mzm 124:8) sebagai votum dalam kebaktian. Maksud votum ialah untuk meng-konstatir,  hadirnya Tuhan Allah di tengah-tengah umatNya.  Oleh karena itu, votum harus diucapkan pada permulaan kebaktian.
2.    Salam
Sama seperti tata kebaktian di ederland, demikian pula banyak tata kebaktian yang dipakai oleh gereja-gereja di Indonesia menggabungkan votum dengan salam.
a.    Salam liturgia yang dikenal saat ini berasal dari perjanjian Baru dan penulisnya mengambil alih dari ibadah Yahudi: dari rumus salam “ selamat! Selamatlah engkau... (1 sam 25:6; 1 Taw 12:18) dan rumus berkat “ Tuhan kiranya menyertai kamu (Rut 2:4).”
b.    Kuyper mempunyai anggapan lain.  Sebagai ganti salam ia memakai benediksi atau rumus berkat , ialah komplemen, penggenapan votum.  Keduanya berkaitan erat.  Jemaat mulai dengan pengakuan bahwa pertolongannya adalah di dalam nama Tuhan, yang telah melepaskanya dari siksaan dan kematian untuk kehidupan yang kekal.
c.    Bentuk salam yang paling sederhana ialah yang dipakai oleh jemaat-jemaat dari Geraja lama, “Tuhan  Menyertai kamu!” dan dijawab oleh jemaat dengan ,” Dan menyertai Rohmu!”. Salam diucapkan tanpa mengangkat tangan.  Dengan tegas Oberman memperingatkan, “salam itu bukan berkat! Jadi, jangan mengangkat tangan.  Jangan diucapkan dengan tangan terulur.



3.    Introitus
Sesudah Votum dan salam banyak gereja di Indonesia  memakai unsur ketiga yang dalam kata asing disebut dengan Introitus. Introitus terdiri dari nyanyian masuk dengan atau tanpa nas pendahuluan.
a.    Liturgia-liturgia lama memulai ibadahnya dengan suatu nyanyian yang disebut  Inressa atau Officium. Yang diantaranya dalam sacramentum Gregorius I (590-604), salah satu dari ketiga bentk pertama dari misa Romawi.  Introitus terdiri dari: antifon, mazmur, dan Gloria kecil.  Gereja katolik Roma pada saat ini berusaha memulihkan kembali nyanyian introitus dengan maksud supaya jemaat turut aktif menyanyikannya seperti dahulu.  Sebab introitus pada hakekatnya adalah nyanyian jemaat.
b.    Dalam praktik, introitus hanya dipakai di jemaat-jemaat besar yang mempunyai paduan suara.  Di jemaat-jemaat kecil, yang tidak ada paduan suara, introitus diganti dengan nyanyian jemaat. 
Berhubung dengan itu, dalam abad ke-19 gereja-gereja lutheran di Jerman berusaha memulihkankembali introitus dengan jalan:
1.    Menyanyikan secara gregorian oleh paduan suara.
2.    Menyanyikan secara gregorian oleh jemaat
3.    Mengucapkan sebagai “rumus masuk” oleh pelayan dan disambung oleh jemaat dengan Gloria kecil. Dalam Praktik , cara terakhir ini yang  paling berkembang dan yang paling besar pengaruhnya.
c.    Cara Lutheran ini diambil alih oleh gereja-gereja di Nederland dan di impor ke Indonesia.  Kini introitus menempatkan kebaktian jemaat dalam suasana dari bagian sejarah selamat ynag ari padanya kita hidup pada saat ini: kita berada dalam kebaktian Advent atau pentakosta atau Trinitas.
d.    Sesudah pelayan mengucapkan nas pendahuluan jemaat menyanyikan nyanyian masuk .  Nyanyian itu adalah suatu puji-pujian, pelayan mengucapkan introitus dan jemaat terus menjawab dengan nyanyiannya.

BAB II

PENGAKUAN DOSA, PEMBERITAAN ANUGERAH DAN HUKUM

1.     Pengakuan Dosa, Pemberitaan Anugerah
Confessio pada permulaan misa disebut juga  “doa tangga” karena imam mengucapkannya dimuka tangga mezbah yang paling bawah. Ia berjalan ke Mezbah dan mengucapkan Mazmur 43. Sesudah itu menyusul pengakuan dosa, didahului ole pertolongan kita ilah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.   Sesudah pengakuan itu diucapakan, para pembantu imam dengan suatu permohonan pengampunan. Rumus yang digunakan untuk pengakuan dosa bermacam-macam bentuknya; ada yang langsung dikutip dari Alkitab (Mzm 25:51; 1:30 ; Yes 59:12-13 ; 63 dan 64; Rm 9; Rm 7).
2.    Hukum
Hukum ang biasa dibacakan ialah dasafirman (Kel 2-;1-17)munurut Van der Leeuw, dasafirman tidak boleh dibacakan tanpa inti hukum (Mat 22:37-40) sebab inti hukum yang memberikan arti yang legitim kepada dasafirman bagi umat Kristen. Bila keduanya  terlampau panjang boleh dibacakan saja inti hukum.  Pembaca hukum disambut ( diaminkan) oleh jemaat dengan puji-pujian. Nyanyian-nyanyian yang telah kita sebut diatas sesudah pemeberitaan anugrah juga nyanyian Rohani.

BAB III
GLORIA KECIL, KYRIE ELEISON DAN NYANYIAN PUJIAN
1.    Gloria Kecil
Gloria Kecil mula-mula muncul dalam abad ke-6 (waktu timbulnya pengakuan Athanasius). Gloria kecil mula-mula rupanya adalah nyanyian  jemaat.  Namun ketika gloria kecil diimpor ke Roma, unsur ini diserahkan bersama-sama dengan bagian kedua introitus kepada paduan suara.  Reformasi melanjutkan perkembangan ini.  gloria kecil tidak memikirkan untuk memberikan kembali fungsi yang semula kepada nyanyian itu, yaitu sebagai nyanyian jemaat.
2.    Kyrie Eleison
Kyrie Eleison (=Tuhan, kasihanilah) adalah suatu doa yang terkenal diantara bangsa-bangsa kafir (di Mesir, Asia Kecil, konstantinopel, Yunani, Roma, Dll) dari sana doa tersebut berkembang keseluruh gereja disebelah timur. Kyrie Eleison menjadi bagian yang penting baik di dalam ibadah perayaan Perjamuan (pada permulaan perayaan sebagai doa orang-orang percaya).
3.    Nyanyian Pujian
Gloria in excelsis Deo (kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi, Luk 2:14). Dalam tata kebaktian-tata kebaktian lain Gloria in excelsis Deo mula-mula juga dipakai.  Zwingli menggunakan didalam konsep untuk perayaan perjamuan reformatis.

BAB IV
DOA, PEMBACAAN ALKITAB, DAN KHOTBAH
Sama seperti di gereja-gereja lain, gereja di Indonesia pun, doa pembacaan Alkitab dan Khotbah merupakan unsur tetap di dalam kebaktia Jemaat.
1.    Doa (Epiklese)
a.    Menurut tata ibadah yang dipakai di jemaat-jemaat di belahan Barat, sesudah Introitus (=inggressa atau officium), Kyrie Eleison dan Gloria In Excelsis Deo, menyusul doa yang disebut collecta.  Luther memakai kollekta di dalam kebaktian jemaat.
b.    Kebiasaan ini diambil alih oleh gereja-gereja di Nederland, tetapi doa untuk pemebritaan firman KHOTBAH sering dicampurbaurkan dengan doa syafaat (sesudah Khotbah) sehingga hilang fungsinya yang semula.
c.    Untuk epiklese ada gereja yang memakai doa formulir .  buku ibadah dari gereja Heword di Nederland memuat sebagai contoh beberapa “Doa untuk penerangan Roh Kudus”.


2.    Pembacaan Alkitab
Pada saat ini gereja-gereja umumnya mengikuti kebiasaan abad-abad pertama dan membacakan baik dari Perjanjian Lama, Maupun pelayan-pelayan yang menyimpang dari kebiasaan ini. brink sependapat denga Lekkerkerker.  Dengan tugas ia mengatakan “Pembacaan Alkitab haruslah bebentu jamak supaya kepenuhan kesakian Kitab suci nampak sejelas-jelasnya”. Pembacaan Alkitab biasanya diakhiri dengan “Berbahagialah orang yang mendengar firman Allah dan memeliharanya. Haleluya!” dan dijawab oleh jemaat dengan nyanyian “Haleluya! Haleluya!”.
3.    Hubungan Antara Pembacaan Alkitab dan Khotbah.
Hubungan eratnya antara pembacaan Alkitab dan khotbah ini kita dapati juga dalam KIS 13:15.

BAB V
MAZMUR DAN HALELUYA
1.    MAZMUR
Kitab Mazmur memainkan peranan yang penting didalam ibadah jemaat; bukan saja ibadah jemaat PL melainkan juga ibadah jemaat perjanjian Baru.  Sejak abad-abad pertama kita membawa bahwa pembacaan-pemabacaan  Alkitab didalam ibadah selalu diselingi dengan Nyanyian mazmur.
2.    HALELUYA
Unsur ini berasal dari ibadah Yahudi (ibadah Bait Allah). Haleluya terutama dinyanyikan pada hari raya paskah dal Halel besar (Mazmur 113-118).
BAB VI
PENGAKUAN IMAN
Hampir semua tata kebaktian dari gereja-gereja di Indonesia memakai pengakuan iman sebagai unsur liturgia. Umumnya pengakuan iman diucapkan sesudah Khotbah, tetapi kadang-kadang juga sesudah pembacaan Alkitab atau sebelum doa syafaat disemua tempat ini pengakuan iman mempunyai fungsi yang sama

a.    Sebagai rangkuman dari Injil yang dibacakan
b.    Sebagai jawab jemaat atas firman yang diberitakan.
Tetapi disamping itu pengakuan iman dapat juga diucapkan bersama-sama oleh jemaat, baik  sebagai puji-pujian maupun sebagai  pengakuan untuk menaati firman yang baru didengarnya.  Bentuk apapun yang dipilih jemaat harus dilakukan dengan berdiri.
BAB VII
DOA SYAFAAT
Yang dimaksud dengan Doa Syafaat ialah doa yang didalam beberapa tat kebaktian gereja-gereja di indonesia disebut doa umum atau doa pastoral. Diluar negeri doa ini terkenal dengan nama intercession. Doa syafaat dapat terdiri dari doa bebas (Doa Formulir?) dan doa Bapa Kami adalah suatu dosa syafaat.
BAB VIII
PEMBERIAN JEMAAT
Yang dimaksudkan dengan pemberian atau persembahan jemaat ialah apa yang dalam gereja-gereja di Indonesia disebut kolekte atau korban. Kolekte biasanya dikumpulkan satu kali dalam tiap-tiap kebaktian, tetapi ada juga yang mengumpulkannya dua atau tiga kali.

BAB IX
NYANYIAN PADUAN SUARA
Dalam gereja-gereja Protestan paduan suara sampai sekarang belum mempunyai kedudukan dan tempat yang pasti. Nyayian merupakan salah satu unsur yang paling penting dari ibadah jemaat. Dalam ibadah jemaat-jemaat di Indonesia, paduan suara  telah mendapat suatu tempat yang tepat.

BAB X
BERKAT
Ini merupakan pembahsan terakhir dalam buku ini.  didalam ibadah unsur terakhir ialah berkat. Berkat sudah ditemukan pada zaman perjanjian Lama.  Yang terkenal ialah berkat Harun (Bila 6:22-27). Menurut oberman mengatakan bahwa berkat adalah pemberian  Tuhan yang dikaruniakan kepada jemaat oleh pelayan yang ajaib dari manusia disini pelayan bertindak sebagai imam, berkat itu nyata.  Berkat diucapkan oleh peayan dengan tangan terulur dan “telapak tangan yang menghadap ke bawah”. 




KESIMPULAN

Liturgi adalah tata ibadah kebaktian dari gereja-gereja di Indonesia mulai dengan votum salam. Namun, ada juga yang memakai introitus: nyanyian masuk dengan atau tanpa nas pendahuluan.  Kebiasaan ini diambil alih dari gereja-gereja di Nederland.     Gereja-geeja lain diluar negeri tidak mengenal kebiasaan ini. Demikian pula gereja pada waktu reformasi dan Gereja Lama dalam abad –abad pertengahan
Liturgi disusun supaya rangkaian ibadah itu menjadi teratur dan terarah, rapi dengan susunan adanya votum,salam ,introitus, pengakuan dosa, pemberitaan anugerah, hukum, gloria kecil, kyrie eleison dan nyanyian pujian, doa, pembacaan alkitab,  khotbah, mazmur dan haleluya, doa syafaat, pemberian jemaat, nyanyian paduan suara, dan diakhiri dengan doa berkat.