SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI BAPTIS MEDAN
Makalah
Masa Pra-Milenialisme
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Dalam Menempuh Mata Kuliah
Teologi Sistematika IV
Dosen Pengampu:
Dr. Alex Stefanus Ginting M.Th
Oleh
Yeni Elfiani (15.01.0018)
Medan, 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
Berbicara
tentang “kedatangan Kristus Kembali”
sering dikaitkan dengan “Akhir zaman” dalam istilah teologi disebut
eskatologi. Sepertinya tentang segala
kebenaran, yang dinyatakan oleh Alkitab.
Eskatologi bagian doktrin yang membicarakan pernyataan Alkitab tentang
hal-hal yang terjadi sesudah orang meninggal dan hal-hal yang akan terjadi pada
zaman yang terakhir. Semua orang Kristen
meyakini bahwa Yesus Kristus adalah pusat keimanan orang percaya dan jalan
satu-satunya keselamatan.
Namun demikian tidak banyak
orang Kristen yang mampu menjelaskan secara tepat dan benar kepada orang lain bahwa Yesus
adalah Tuhan dan Juru selamat berdasarkan Firman Tuhan (Alkitab). Alasannya
banyak diantara mereka kurang bahkan tidak tahu dengan baik dan benar siapakah
Yesus Kristus itu. Itulah sebabnya kita
perlu mempelajari bagian-bagian Alkitab yang menjelaskan tentang pribadi dan
Karya Kristus Tuhan.
Dan
banyak pertanyaan yang sering muncul mengenai kedatangan Yesus seperti “apakah
Tuhan Yesus sungguh akan datang kembali?”kalau demikian kapan Ia datang?,
apakah tanda-tandanya? Dan apakah yang terjadi nanti?. Banyak sekali
pertanyaan yang meggelitik didalam hati
manusia untuk mencari kebenaran itu dan kedatangan Yesus ada yang mengatakan
sebelum kerajaan milenium dan ada juga yang mengatakan setelah kerajaan
milenium bahkan ada juga yang berpandangan bahwa tidak ada masa seribu tahun. Ada
tiga pandangan utama dalam teologi konservatif tentang hal-hal akhir:
Aminialisme, Postmilenialisme, dan Premilenialisme. Dan dalam makalah ini hana
membahas salah satu dari ketiga pandangan yaitu Premilenialism.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SERIBU TAHUN (MILENIUM)
Dalam
bahasa Yunani: χιλια ετη -khilia etê, kata χιλις
– khilis
ditulis dalam bentuk tunggal, sehingga diterjemahkan seribu; ετη – etê dalam
bentuk jamak, sebab bukan satu tahun, melainkan seribu tahun. Terjemahan bahasa
Inggris: a thousand years. Dalam bahasa Inggris masih ada sebuah kata lain:
chiliasm diambil dari transliterasi Yunani khilies.
Untuk
memahami istilah "seribu tahun" yang dipakai sebanyak enam kali dalam
Kitab Wahyu Pasal 20:4, dan kemudian dijelaskan sebagai Kerajaan Seribu Tahun
(Millennium Kingdom), maka kita perlu menemukan latar belakang dari tulisan
para rabi Yahudi, antara lain:
Pandangan
para Bapak Gereja abad-abad permulaan terhadap Kerajaan Millenium
B.
PANDANGAN BAPAK-BAPAK
GEREJA TERHADAP KERAJAAN MILENIUM
Bapak Gereja Smirna yang bernama Polycap,
70-168 TM, mengambil kesimpulan dari pengajaran rasul Yohanes, bahwa Kristus
akan membangun Kerajaan Milenium di atas bumi. Namun penulis belum pernah membaca tentang
keterangan tersebut dari dokumen apapun, sehingga pendapat tersebut belum dapat
kepastian.
Bapak Gereja Hippo yang bernama Papias,
120-160 TM menegaskan, Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran mileniurn, bahwa
tanah pada masa milenium itu sang at subur, dan hasil panen berlimpah-limpah. Namun kita tidak menemukan pengajaran tersebut
di dalam keempat Injil. Justin Martir (meninggal tahun 165 TM), dalam Dialogue
With Tryphon mengatakan: Semua orang tetap mempertahankan agama Kristen sebagai
iman kepercayaan yang tepat, orang mati pasti akan dibangkitkan, serta akan
tinggal di kota Yerusalem selama seribu tahun, sama seperti yang dikatakan para
nabi (Yesaya dan Yehezkiel), Yerusalem akan didirikan dan diperluas (baca:
Dialogue With Tryphon halaman 80).
Irenaeus (meninggal tahun 202 TM) dalam
bukunya Against Heresies 5:32 mengatakan: "Orang-orang percaya dan para
martir menderita di bumi ini, kelak akan mendapat pahala di bumi yang sama,
inilah hal yang sangat adil."
Tertulian, 160-220 TM juga percaya adanya
kerajaan milenium di bumi ini. Seorang sejarawan gereja yang terkemuka bernama
Eusebius, 260-350 TM berpendapat bahwa Papias salah mengerti mengenai catatan
pengajaran rasul, pemahamannya terhadap pengajaran rasul itu sangat terbatas. Dalam bukunya Eusebius juga mengecam Bapak
Gereja Nepos, yang mengatakan manusia akan menempuh kenikmatan hidup Ia juga mengecam seorang pemimpin ajaran sesat
yang bernama Cerinthus (akhir abad pertama) mengajarkan: manusia akan mencapai
kenikmatan nafsu makan dan nafsu seks pada tahun milenium
Penafsir Alkitab pada abad-abad permulaan
salah satunya yang bernama Jerome, 347-420 TM, dalam buku tafsiran Yesaya Pasal
60: 1 mengatakan: mereka yang berstatus setengah orang Yahudi (menunjukkan
orang Kristen yang menganut pandangan Kerajaan dari agama Yahudi), hanya
mengharapkan untuk membangun kota Yerusalem yang dibuat dari emas dan batu permata,juga
berpendapat bahwa di dalam kerajaan seribu tahun, bangsa-bangsa akan melayani
orang Israel.
Origen, 185-254 TM Bapak Gereja dari Afrika
Utara, dalam bukunya yang berjudul The Principle Pasal 2 mengecam golongan
milenium bahwa: mereka yang mengharapkan kerajaan seribu tahun di bumi ini,
hanya mengharapkan pelampiasan nafsu jasmaniah dalam tahun milenium tersebut.
Sebagai orang-orang kudus, apa yang kita makan itu adalah Roti Hidup, dan Cawan
hikmat (baca The Prinsiple Jilid II, 3 dan 11).
Agustine of Hippo, 354-430 TM, Bapak Gereja dari Afrika Utara, dalam
bukunya yang berjudul The City of God berkata: Dalam seribu tahun ini
menunjukkan kedatangan Kristus yang pertama kali dan satu masa dalam peperangan
yang terakhir, yaitu masa pemerintahan orang-orang kudus, inilah seluruh
lingkup Kerajaan Sorga. Pada saat penghakiman itu tiba, setan akan dibelenggu
dan orang-orang berdosa dibebaskan. Kebangkitan pertama, menunjukkan saat
orang-orang percaya menenma baptisan kudus, mereka mendapat bagian dalam
kebangkitan rohani Agustine berpendapat
bahwa tahun milenium ialah masa jemaat membelenggu setan, juga masa pemberitaan
Injil dan pembebasan orang-orang berdosa.
Tahun milenium ini tidak lain
adalah: masa kelahiran Kristus yang pertama di dunia ini dan masa jemaat pada
saat kedatangan-Nya yang kedua kali. Pandangan milenium Agustme ini dianut oleh
Agama Roma Katolik serta pandangan reformator Martm Luther dan John Calvin.
Sehingga sejak abad ke-4 hingga abad ke-16 atau selama 1200 tahun, sangat
sedikit theolog yang membicarakan tentang kerajaan milenium. Tidak banyak pula
theolog dari Gereja Lutheran dan Reformed dewasa ini mempertahankan pandangan
millenium tersebut.
Pada
seratus tahun terakhir ini, berhubung perkembangan prinsip penafsiran Alkitab
terhadap Kerajaan Milenium tersebut, maka muncullah Pra-milenium yang
mempraktikan penafsiran harfiah dan tata bahasa; ada juga premilenium historis;
ada golongan post-milenium yang menafsirkan dengan metode alegoris atau simbol;
ada golongan a-milenium (realized millennialism) yang menafsirkan Alkitab dari
struktur tulisan dan keutuhan doktrin seluruh Alkitab. Hal yang paling menarik
ialah: tatkala golongan pre-milenium menemukan penafsirannya tidak mendukung
pre-milenium, maka mereka akan segera memakai metode lain yang paling
ditentangnya untuk menarik kesimpulan akhirnya.
BAB
III
Pra-milenialisme
A. Apa itu Pra-Milenialisme
Pandangan ini beranggapan bahwa
Kristus akan memerintah dunia sepanjang seribu tahun (atau setidak-tidaknya
selama jangka waktu yang panjang). Berbeda dengan pasca milenialisme, pandangan
pra-milenialism beranggapan bahwa ketika Yesus Kristus hadir secara jasmani,
bahkan Kristus akan datang secara pribadi untk memulai masa kerajaan seribu
Tahun ini. dengan demikian, kerajaan
tersebut harus dipandang sebagai masih berada dimasa depan.
Pra-milenialisme ini mungkin
merupakan pandangan yang paling berpengaruh di bagian awal sejarah gereja.
Orang Kristen selama tiga abad pertama berkeyakinan bahwa Kritus akan segera
datang. Berbeda dengan anggapan bahwa
Kerajaan Allah akan berkembang dengan perlahan mereka berharap bahwa akhir
zaman itu akan dimulai oleh satu peristiwa yang mengadakan perubahan besar yang
menggemparkan. Yustinus martir , Ireneus dan beberapa tokoh teolog penting yang
mula-mula menganut pandangan
pra-panfmilenial. Sebagian besar
pandangan milenialsme pada waktu ini
sering kali disebut “Chiliasme”
dari Istilah Yunani yang artinya
“seribu” memiliki cita rasa yang
agak menyentuh perasaan. Kerajaan seribu Tahun merupakan masa penuh
kelimpahan dan kesuburan , pembaharuan bumi serta pembanguna kembali Yerusalem
yang dipuja.
Ayat Kunci
untuk pra –milenialisme terdapat dalam wahyu 20 : 4-6
Penganut
pra –milenialsme mengamati adanya bukti mengenai suatu masa seribu tahun dan
dua peristiwa kebangkitan, satu pada awal dan satunya lagi di akhir masa seribu tahun tersebut . Golongan pra-milenialisme bersikeras bahwa
bagian ini harus ditafsirkan secara hurufiah dan konsisiten . Jadi menurut pra –milenialism masa seribu
tahun ini tidak akan merupakan
kelanjutan dari kecenderungan yang sudah bekerja di dalam dunia. Sebaliknya akan terjadi perubahan yang jelas
dari keadaan –keadaan seperti yang kita lihat sekarang ini. semua penganut Pramilenilasme juga mengharapkan bahwa Israel akan menempati kedudukan yang istimewa dala
masa seribu tahun ini.
Golongan Pra-milenilasme juga
berpendapat bahwa masa seribu tahun merupakan suatu perubahan besar sekali dengan
apa yang terjadi sebelumnya, yaitu masa kesengsaraan besar. Sekalipun para pra-milenialisme berbeda
pendapat mengenai apakah gereja akan hadir atau tidak ketika terjadi
kesengsaraan besar ini, semuanya setuju
bahwa situasi dunia ketika itu akan sangat parah menjelang kedatangan Kristus
untuk menegakkan kerajaan seribu tahun , yang jika dibandingkan merupakan
periode yang penuh dengan kebenaran dan kedamaian.[1]