Kamis, 29 Maret 2018

PANDANGAN PRA-MILENIALISM


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BAPTIS MEDAN




Makalah
Masa Pra-Milenialisme

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Dalam Menempuh Mata Kuliah
Teologi Sistematika IV
 Dosen Pengampu:
Dr. Alex Stefanus Ginting M.Th

Oleh
Yeni Elfiani (15.01.0018)



Medan, 2017








BAB I
PENDAHULUAN
                  Berbicara tentang “kedatangan  Kristus Kembali” sering dikaitkan dengan “Akhir zaman” dalam istilah teologi disebut eskatologi.  Sepertinya tentang segala kebenaran, yang dinyatakan oleh Alkitab.  Eskatologi bagian doktrin yang membicarakan pernyataan Alkitab tentang hal-hal yang terjadi sesudah orang meninggal dan hal-hal yang akan terjadi pada zaman yang terakhir.  Semua orang Kristen meyakini bahwa Yesus Kristus adalah pusat keimanan orang percaya dan jalan satu-satunya keselamatan. 
                  Namun demikian tidak banyak orang Kristen yang mampu menjelaskan secara tepat  dan benar kepada orang lain bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat berdasarkan Firman Tuhan (Alkitab). Alasannya banyak diantara mereka kurang bahkan tidak tahu dengan baik dan benar siapakah Yesus Kristus itu.  Itulah sebabnya kita perlu mempelajari bagian-bagian Alkitab yang menjelaskan tentang pribadi dan Karya Kristus Tuhan.
                  Dan banyak pertanyaan yang sering muncul mengenai kedatangan Yesus seperti “apakah Tuhan Yesus sungguh akan datang kembali?”kalau demikian kapan Ia datang?, apakah tanda-tandanya? Dan apakah yang terjadi nanti?. Banyak sekali pertanyaan  yang meggelitik didalam hati manusia untuk mencari kebenaran itu dan kedatangan Yesus ada yang mengatakan sebelum kerajaan milenium dan ada juga yang mengatakan setelah kerajaan milenium bahkan ada juga yang berpandangan bahwa tidak ada masa seribu tahun. Ada tiga pandangan utama dalam teologi konservatif tentang hal-hal akhir: Aminialisme, Postmilenialisme, dan Premilenialisme. Dan dalam makalah ini hana membahas salah satu dari ketiga pandangan yaitu Premilenialism.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.   SERIBU TAHUN (MILENIUM)
      Dalam bahasa Yunani: χιλια ετη -khilia etê, kata χιλις – khilis ditulis dalam bentuk tunggal, sehingga diterjemahkan seribu; ετη – etê dalam bentuk jamak, sebab bukan satu tahun, melainkan seribu tahun. Terjemahan bahasa Inggris: a thousand years. Dalam bahasa Inggris masih ada sebuah kata lain: chiliasm diambil dari transliterasi Yunani khilies.
      Untuk memahami istilah "seribu tahun" yang dipakai sebanyak enam kali dalam Kitab Wahyu Pasal 20:4, dan kemudian dijelaskan sebagai Kerajaan Seribu Tahun (Millennium Kingdom), maka kita perlu menemukan latar belakang dari tulisan para rabi Yahudi, antara lain:
Pandangan para Bapak Gereja abad-abad permulaan terhadap Kerajaan Millenium

B.   PANDANGAN BAPAK-BAPAK GEREJA TERHADAP KERAJAAN MILENIUM
    Bapak Gereja Smirna yang bernama Polycap, 70-168 TM, mengambil kesimpulan dari pengajaran rasul Yohanes, bahwa Kristus akan membangun Kerajaan Milenium di atas bumi.  Namun penulis belum pernah membaca tentang keterangan tersebut dari dokumen apapun, sehingga pendapat tersebut belum dapat kepastian.
      Bapak Gereja Hippo yang bernama Papias, 120-160 TM menegaskan, Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran mileniurn, bahwa tanah pada masa milenium itu sang at subur, dan hasil panen berlimpah-limpah.  Namun kita tidak menemukan pengajaran tersebut di dalam keempat Injil. Justin Martir (meninggal tahun 165 TM), dalam Dialogue With Tryphon mengatakan: Semua orang tetap mempertahankan agama Kristen sebagai iman kepercayaan yang tepat, orang mati pasti akan dibangkitkan, serta akan tinggal di kota Yerusalem selama seribu tahun, sama seperti yang dikatakan para nabi (Yesaya dan Yehezkiel), Yerusalem akan didirikan dan diperluas (baca: Dialogue With Tryphon halaman 80).
    Irenaeus (meninggal tahun 202 TM) dalam bukunya Against Heresies 5:32 mengatakan: "Orang-orang percaya dan para martir menderita di bumi ini, kelak akan mendapat pahala di bumi yang sama, inilah hal yang sangat adil."

    Tertulian, 160-220 TM juga percaya adanya kerajaan milenium di bumi ini. Seorang sejarawan gereja yang terkemuka bernama Eusebius, 260-350 TM berpendapat bahwa Papias salah mengerti mengenai catatan pengajaran rasul, pemahamannya terhadap pengajaran rasul itu sangat terbatas.      Dalam bukunya Eusebius juga mengecam Bapak Gereja Nepos, yang mengatakan manusia akan menempuh kenikmatan hidup  Ia juga mengecam seorang pemimpin ajaran sesat yang bernama Cerinthus (akhir abad pertama) mengajarkan: manusia akan mencapai kenikmatan nafsu makan dan nafsu seks pada tahun milenium

    Penafsir Alkitab pada abad-abad permulaan salah satunya yang bernama Jerome, 347-420 TM, dalam buku tafsiran Yesaya Pasal 60: 1 mengatakan: mereka yang berstatus setengah orang Yahudi (menunjukkan orang Kristen yang menganut pandangan Kerajaan dari agama Yahudi), hanya mengharapkan untuk membangun kota Yerusalem yang dibuat dari emas dan batu permata,juga berpendapat bahwa di dalam kerajaan seribu tahun, bangsa-bangsa akan melayani orang Israel.

    Origen, 185-254 TM Bapak Gereja dari Afrika Utara, dalam bukunya yang berjudul The Principle Pasal 2 mengecam golongan milenium bahwa: mereka yang mengharapkan kerajaan seribu tahun di bumi ini, hanya mengharapkan pelampiasan nafsu jasmaniah dalam tahun milenium tersebut. Sebagai orang-orang kudus, apa yang kita makan itu adalah Roti Hidup, dan Cawan hikmat (baca The Prinsiple Jilid II, 3 dan 11).

    Agustine of Hippo, 354-430 TM, Bapak Gereja dari Afrika Utara, dalam bukunya yang berjudul The City of God berkata: Dalam seribu tahun ini menunjukkan kedatangan Kristus yang pertama kali dan satu masa dalam peperangan yang terakhir, yaitu masa pemerintahan orang-orang kudus, inilah seluruh lingkup Kerajaan Sorga. Pada saat penghakiman itu tiba, setan akan dibelenggu dan orang-orang berdosa dibebaskan. Kebangkitan pertama, menunjukkan saat orang-orang percaya menenma baptisan kudus, mereka mendapat bagian dalam kebangkitan rohani  Agustine berpendapat bahwa tahun milenium ialah masa jemaat membelenggu setan, juga masa pemberitaan Injil dan pembebasan orang-orang berdosa.

                  Tahun milenium ini tidak lain adalah: masa kelahiran Kristus yang pertama di dunia ini dan masa jemaat pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali. Pandangan milenium Agustme ini dianut oleh Agama Roma Katolik serta pandangan reformator Martm Luther dan John Calvin. Sehingga sejak abad ke-4 hingga abad ke-16 atau selama 1200 tahun, sangat sedikit theolog yang membicarakan tentang kerajaan milenium. Tidak banyak pula theolog dari Gereja Lutheran dan Reformed dewasa ini mempertahankan pandangan millenium tersebut.
Pada seratus tahun terakhir ini, berhubung perkembangan prinsip penafsiran Alkitab terhadap Kerajaan Milenium tersebut, maka muncullah Pra-milenium yang mempraktikan penafsiran harfiah dan tata bahasa; ada juga premilenium historis; ada golongan post-milenium yang menafsirkan dengan metode alegoris atau simbol; ada golongan a-milenium (realized millennialism) yang menafsirkan Alkitab dari struktur tulisan dan keutuhan doktrin seluruh Alkitab. Hal yang paling menarik ialah: tatkala golongan pre-milenium menemukan penafsirannya tidak mendukung pre-milenium, maka mereka akan segera memakai metode lain yang paling ditentangnya untuk menarik kesimpulan akhirnya.



BAB III
                Pra-milenialisme
A.    Apa itu Pra-Milenialisme
            Pandangan ini beranggapan bahwa Kristus akan memerintah dunia sepanjang seribu tahun (atau setidak-tidaknya selama jangka waktu yang panjang). Berbeda dengan pasca milenialisme, pandangan pra-milenialism beranggapan bahwa ketika Yesus Kristus hadir secara jasmani, bahkan Kristus akan datang secara pribadi untk memulai masa kerajaan seribu Tahun ini.  dengan demikian, kerajaan tersebut harus dipandang sebagai masih berada dimasa depan.
            Pra-milenialisme ini mungkin merupakan pandangan yang paling berpengaruh di bagian awal sejarah gereja. Orang Kristen selama tiga abad pertama berkeyakinan bahwa Kritus akan segera datang.  Berbeda dengan anggapan bahwa Kerajaan Allah akan berkembang dengan perlahan mereka berharap bahwa akhir zaman itu akan dimulai oleh satu peristiwa yang mengadakan perubahan besar yang menggemparkan. Yustinus martir , Ireneus dan beberapa tokoh teolog penting yang mula-mula  menganut pandangan pra-panfmilenial.  Sebagian besar pandangan milenialsme pada waktu ini  sering kali disebut  “Chiliasme” dari Istilah Yunani yang artinya  “seribu” memiliki cita rasa  yang agak menyentuh  perasaan.   Kerajaan seribu Tahun merupakan masa penuh kelimpahan dan kesuburan , pembaharuan bumi serta pembanguna kembali  Yerusalem  yang dipuja.
 Ayat Kunci  untuk pra –milenialisme terdapat dalam wahyu 20 : 4-6
Penganut pra –milenialsme mengamati adanya bukti mengenai suatu masa seribu tahun dan dua peristiwa kebangkitan, satu pada awal dan satunya lagi di akhir masa  seribu tahun tersebut .  Golongan pra-milenialisme bersikeras bahwa bagian ini harus ditafsirkan secara hurufiah dan konsisiten .   Jadi menurut pra –milenialism masa seribu tahun ini  tidak akan merupakan kelanjutan dari kecenderungan yang sudah bekerja di dalam dunia.  Sebaliknya akan terjadi perubahan yang jelas dari keadaan –keadaan seperti yang kita lihat sekarang ini.  semua penganut Pramilenilasme  juga mengharapkan bahwa Israel  akan menempati kedudukan yang istimewa dala masa seribu tahun ini.
            Golongan Pra-milenilasme juga berpendapat bahwa masa seribu tahun  merupakan suatu perubahan besar sekali dengan apa yang terjadi sebelumnya, yaitu masa kesengsaraan besar.  Sekalipun para pra-milenialisme berbeda pendapat mengenai apakah gereja akan hadir atau tidak ketika terjadi kesengsaraan besar ini,  semuanya setuju bahwa situasi dunia ketika itu akan sangat parah menjelang kedatangan Kristus untuk menegakkan kerajaan seribu tahun , yang jika dibandingkan merupakan periode yang penuh dengan kebenaran dan kedamaian.[1]





















[1] Millard J. Ericson. Teologi Kristen Vol.3, (Gandum Mas :
Malang,2004) hal 542-546